Pertama kali dikenallkan ke publik pada Indo Defence & Aerosace 2008 pada tanggal 19 November hingga 22 November, 2008 . Dengan spesifikasi Medium . Semenjak 9 April 2010 13 buah ANOA telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL kemudian dikenal karena ketangguhannya dan diakui oleh pasukan PBB
Panser ini mulai menjelajah ke pasar ekspor di tahun 2009 karena sudah memenuhi standar Nato di level III. Artinya tingkat ketahanan dari serangan lebih baik dari level II yang di produksi di China dan India. “Hanya peluru tertentu yang bisa menembusnya dan itupun dari jarak dekat,” kata Pramadya. dengan daya jelajah 600 Km dan Kecepatan 90KM angkut personil 12 orang dengaan spesifikasi khusus. Pesanan telah datang dari banyak negara, mulai dari Malaysia dan Timor Leste hingga Nepal dan Afrika Selatan. Pesanan panser terbanyak datang dari Kerajaan Oman yang
Panser Anoa Variant Export dan Untuk PBB |
melakukan pengadaan panser sebanyak 200 unit Malaysia ternyata juga kepincut dengan Panser Anoa. Negeri jiran itu telah memesan 30- 32 unit pada tahun ini dengan nama Rimao
berbagai tehnologi terbaru telah diadobsi untuk kebutuhan diantaranya Canon CSE 90 mm ke prototype Panser model Tarantula. Hal ini karena Indonesia memiliki canon CSE 90mm dari light tank Scorpion.
Canon CSE90 mm dikendalikan secara elektronik dan mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm didukung penjejak laser jarak jauh untuk menembakkan munisi APFSDS-T. CSE90 dilengkapi senjata mesin 7,62mm serta pelontar granat.
Pengguna
- Indonesia: 500 unit varian 6x6 dan 10 unit varian 4x4.
- Malaysia: 32 unit kabar terbaru menyebut pembelian hingga 40 unit lalu 3]
- Brunei: 13 unit
- Oman: 200 unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar