Halaman

Kamis, 29 Agustus 2013

cn 235 kebanggaan Indonesia dipuja banyak negara



CN 235 KEBANGGAAN INDONESIA  DIPUJA  BANYAK  NEGARA

Lihatlah dilangit mereka merah putih telah berkibar lewat cn 235. Karya anak negeri ini sekaligus menjadi pengakuan dunia bahwa kita adalah bangsa dengan pengusaan tehnologi modern. Kita sudah dianggap sejajar dan jadi perhatian serta diperhitungkan sebagai banggsa bertehnologi meski dengan susah payah kita mewujutkan dan sampai pernah harus dipaksa berhenti   beroperasi dan berproduksi oleh para kampium eropa dengan memakai kedok Krisis (IMF) Tapi tak bisa menyurutkan semangat dan tekat anak negri untuk terus berkarya untuk bangsa dan kita tidak bisa dihentikan hanya karena uang... bukti sejarah bahwa kita adalah bangsa yg tidak pernah menyerah berikut sejarah iptn dan varian khusus CN 235
CN-235 adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan  purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Produksi di kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235 Seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.
  • Varian : CN-235-10 :
    Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A





  • CN-235-110 :
    Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru ,mempunyai sistem kelistrikan, peringatan dan lingkungan yang lebih maju dibanding seri 100 milik CASA.


  • CN-235-220 :
    Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum (MTOW=Maximum Take Off Weight)

 


CN-235 MPA :
Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi ( mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ). Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI AL membeli 3 unit CN-235 MPA sebagai baguian dari rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai tahun 2014. CN-235 MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II , Penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system. Pesawat ini juga akan mengakomodasi Rudal Exocet MBDA AM-39 JUGA  akan dilengkapi tiga hardpoints di bawah masing-masing sayapnya yang mampu membawa Rudal Anti kapal Harpoon. Menurut airforce-technology.com CN 235 MPA Indonesia  mampu membawa dua torpedo mk46 atau exocet M-39 air-launch anti-ship missiles.  Hardpoint sisanya kemungkinan ditujukan untuk mengangkut rudal anti pesawat, sebagai pertahanan diri.


CN235-330 Phoenix :
Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan 16.800 kg MTOW ) kepada Royal Australian Air Forc

Operator CN 235 versi Militer Lebih dari 10 negara
Sebagai Putra Bangsa kita Bangga Karya Anak Negeri diakui oleh dunia. Bagaimana dengan kita sendiri..... ?
Bahkan Sebagian Pemakai adalah Petinggi negara yang menggunakan Versi VIP
JAYALAH INDONESIAKU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar