Halaman

Jumat, 27 September 2013

Mobil Murah .. Politisasi .... Ekonomi Atau Tekanan Kreatifitas Anak Singkong indonesia



Pada tahun 2009 indonesia akan dgan sukarela menerapkan pengurangan emisi gas rumah kaca hinnga 26% sampai tahun 2020.. tahun 2010 pemerintah  memperkenalkan roadmap sektoral untuk  panduan rencana pengurangan  emisi carbon   juga indonesia  lewat Pesiden SBY Menjadi panel Ahli pembangunan berkelanjutan  Di PBB untukk mengadopsi dan menerapkan tehnologi rendah carbon Artinya Bahwa akan ada penerapan tehnologi  jangka panjang LCGC di indonesia. Lantas Kenapa  dengan kebijakan Mobil Murah Yang Katanya Ramah Lingkungan ,.  Kalao dicermati spesifikasi yang ada .... 
 
 Mobil  keluaran pabrikan Jepang  dan Eropa   ternama mereka berlomba lomba mengeluarkan produk  yang anehnya tetap menggunakan bahan bakar Carbon hanya pengurangan cosumsi BBM dengan cara CC yang lebih kecil,... Subsidi pemerintah untuk pajak dan  aturan pemakaian komponen lokal tidak menarik mereka untuk menciptankan  tehnologi produk yang ramah lingkungan.... Mereka sepertinnya tidak rela tehnologi terbarunya  dikosumsi publik indonesia. Penerapan  dan Pengeluaran produk murah yang ditetapkan pemerintah  disiasatti  
 
 ATPM Yang ada hanya  dengan Maksut  menekan  konsep tehnologi tinggi anak bangsa yang mulai berkreasi lewat berbagai lebaga riset,  Sebut saja Prototype Mobil SMK, Mobil Listrik Penelitian ITS ITB UGM, LIPI LAPAN LEN ,  Memang Kebijakan Pemrintah Belum boleh mendukung Konsep MOBNAS Karena masih terikat dengan WTO. Kalou Pelaku Industri Mau Dan ada dukungan Kebranian kebijakan awal dari pemerintah Pembuataan Mobnas bukan pekara sulit. Sebuat Sajaa lembaga BUM Strategis.... Pasti akan dengan mudah membuatanya... 
insentif fiskal bagi industri komponen baru, insentif fiskal bagi pemasukkan material khusus yang volumenya belum bisa besar, sediakan bantuan grant bagi development cost pengembangan komponen strategis seperti engine, transmissi, axle dsb, sediakan pinjaman dengan skema khusus untuk industri mobil lokal, pemerintah menanggung biaya inventori industri komponen yang hasilnya dijual ke pemerintah, batasi harga jual terendah mobil kecil merk luar dsb. Banyak cara bisa dipikirkan tanpa merintangi kemajuan industri merk asing yang sudah ada saat ini.
sampai titik ini pemain industri otomotif lama masih lebih diuntungkan. Mereka bisa menggunakan data global purchase, bisa mengkonsolidasikan volume pembelian untuk bargaining position yang lebih baik, punya teknologi untuk VAVE mencapai titik optimum biaya produksinya secara komprehensif. Baik product engineeringnya, manufacturing process engineeringnya maupun management produksi untuk mencapai titik yang optimum secara cost umtuk menghadirkan mobil murah. Bila mobil murah akhirnya lahir dipersepsikan sebagai mobil murahan, maka tamatlah kepercayaan publik kepada kesungguhan pemain industri otomotif di Indonesia. Industri otomotif akan lebih carut marut bila perubahan ini tidak dikendalikan dan ditata secara benar. Jadi belantara saling bunuh hukum rimba yang merugikan investasi dan produktifitas dana secara nasional.Tanpa pengaturan yang cermat bagi kebijakan ini, maka proyek ini bisa menjadi backfire bagi industri otomotif nasional.  Kita tunggu saja Pemimpin yang mau peduli akan nasib bangsa dan bernasionalisme kuat untuk tidak menuriti kepentingan Asing ,
Lebih ironis lagi, tidak ada gebrakan pemerintah tentang kendaraan ramah lingkungan sperti kendaraan listrik seperti yang telah digagas dan didorong Dahlan Iskan. Jadi kalau Anda rakyat Indonesia kelas menengah, jangan happy dulu kalau pemerintah SEAKAN-AKAN berpihak kepada rakyat dengan menyediakan paket kebijakan mobil murah. Ini adalah kebijakan abal-abal demi kepentingan Industri Otomotif utamanya dari Jepang dan Asing lainya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar